Sejarah Desa

SEJARAH SINGKAT DESA TAMBAKASRI

Sudah manjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat di suatu tempat atau desa termasuk Desa Tambakasri,terjadinya nama desa selalu berlatar belakang sejarah yang bukti-bukti peninggalannya masih dapat dilihat atau diamati. Nama Tambakasri yang sampai sekarang masih melekat pada desa Tambakasri yang kita cintai inipun, berdasarkan cerita penuturan para sesepuh desa terutama Warga yang memang memiliki jalur keturunan dengan para pendahulu (Sesepuh) yang MBABAT DESA, maka sejarahnya seperti kami tuturkan dibawah ini. Pada tahun 1844 Kanjeng Surgi Bupati Malang menugaskan punggawanya yang masih keturunan seorang Tumenggung dan bertempat tinggal di dukuh Segaran sebelah utara desa ( sekarang Dusun Segaran) untuk membuka daerah baru sebelah timur Kali Brantas. Daerah ini berupa telaga, rawa atau tambak, untuk dapat dijadikan pemukiman, maka tambak tersebut harus dikeringkan, sedang untuk mengeringkan terhalang sebuah gumuk yang terletak di sebelah selatan telaga. Setelah bersepakat dengan para pengikutnya, punggawa tersebut menggugurkan gumuk di sebelah selatan tersebut agar air tambak dapat dikeringkan selanjutnya dialirkan ke Sungai Kalimeri. Meskipun gumuk tersebut sudah tidak ada lagi, masyarakat masih menamakan sawah bekas gumuk tersebut dengan nama SAWAH GUMUK (Milik Almarhum Bpk.Rantam). Sebelum masuk ke tambak punggawa membabat daerah baru yang masih berupa hutan sekarang daerah itu disebut BABATAN masuk Kelurahan Arjowinangun Kota Malang. Sedang sawah bekas tambak sampai sekarang disebut Sawah Belong karena airnya sulit dikeringkan.  Daerah baru selanjutnya disebut desa Tambaksari yang langsung dipimpin oleh punggawa tersebut dengan Pangkat ARIS. Dari tahun ke tahun desa semakin berkembang dan penduduknya semakin bertambah, hal ini membutuhkan pemekaran Desa. Pada saat penjajah Belanda membuat Jalan Raya jurusan Malang-Turen, maka Desa Tambaksari sebelah selatan semakin ramai sehingga disebut Tambakrejo dan masih menjadi bagian dari Tambaksari. Desa Tambaksari bagian Timur yang dialiri sungai Kalimeri disebut dukuh Kalimeri. Akhirnya ketiga Dukuh masing-masing Tambaksari, Tambakrejo, dan Kalimeri menjadi Satu desa yang disebut DESA TAMBAKASRI karena desanya makin asri, yang semula berupa Tambak menjadi Asri. Desa Tambakasri tersebut tetap dipimpin oleh Bapak ARIS. Beliau memimpin desa Tambakasri sejak tahun 1884 sampai dengan 1889. Sepeninggal Bapak ARIS, maka tahun 1889 Pimpinan diteruskan oleh putra beliau yang bernama Bapak SINI yang memimpin desa selama 25 tahun dari tahun 1889 sampai dengan 1914.